Mau agama apa:
Katolik, Kristen, Islam, Budha, Hindu, Kong Hu Cu, terserah. Kita bisa jadi
sama, namun juga tidak sama dalam ber-Tuhan.
Agama dan Tuhan
tidak sama dan tidak berhubungan secara linear.
Menurut saya,
pertama kita harus mengenal dua buah kata, yaitu divergen dan konvergen. Saya
ingin menjelaskan dari kata-kata sendiri: yang satu, divergen menjelaskan bahwa
sesuatu bisa jadi sama pada awalnya, dan kemudian memencar menjadi tidak sama.
Seperti lensa cekung yang menghamburkan cahaya. Sedangkan konvergen menjelaskan
bahwa sesuatu bisa jadi tidak sama pada awalnya, dan kemudian berkumpul menjadi
sama. Seperti lensa cembung yang mengumpulkan cahaya.
Agama dan Tuhan
saya anggap seperti itu.Tidak serta merta sesama agama adalah memuja Tuhan yang
sama, dan tidak serta merta yang berbeda agama memuja Tuhan yang berlainan.
Saya punya teman,
agama Kristen yang percaya kalau keselematan adalah hanya untuk penganut
agamanya sendiri. Saya juga punya teman Islam yang berpendapat bahwa selain
agama Islam adalah kafir dan sudah haknya mendapatkan tempat di Neraka yang
terdalam.
Kedua-duanya
memuja tuhan yang berkualitas sama bukan?
Saya juga punya
teman, beragama Budha yang lembut dan penuh kasih. Menyakiti semut saja tidak
mau, memindahkan sang semut ke tempat yang lebih aman saat akan menaruh piring
makannya. Saya punya teman beragama Islam yang tidak mau pergi naik Haji
katanya, sebelum di sekelilingnya yang kelaparan kenyang dan semua yang miskin
bisa berbahagia. Saya pikir bisa tidak Naik Haji sampai tua dia.
Bukankah mereka
berdua punya Tuhan yang sama, yang penuh belas kasih dab rela berkorban?
Mungkin kamu tahu
dengan baik pepatah “buah tak jatuh jauh dari pohonnya.” Ya, saya mengibaratkan
hal yang sama tentang Tuhan... Tuhan adalah buah pemikiran, dan siapa Tuhan
kita dinyatakan lewat tindakan-tindakan kita.
Jadi saya
menyatakan bahwa setiap orang yang menyatakan kasihnya dengan perbuatan dan
amal-amal baik adalah orang-orang yang mempunyai Tuhan yang sama, apapun agama
yang dianutnya. Orang yang menyatakan kasihnya dengan mengancam orang lain,
berbuat jahat, mempunyai tuhan yang sama, apapun agama yang dianutnya.
Di sela-sela, di
atas dan di bawahnya juga terdapat orang yang memiliki level tuhan-Tuhannya
masing-masing.
Saya percaya
bahwa Tuhan adalah evolusi pikiran yang terus berkembang tingkatannya, dari
bawah berupa tingkat dasar (atau setan) sampai ke-Tuhanan itu sendiri, dan tidak
berhubungan dengan agama atau kepercayaan apapun.
Seberapa mulia
dan agung Tuhan di dalam pikiranmu, ditunjukkan dengan tindakanmu padaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar