Senin, 21 Mei 2012

Nasi Campur 5 Watt

Sedihnya... or menyesalnya saya.

Tadi pagi saya beli sarapan nasi campur di warteg dekat "Gerimis" Univeritas Pakuan, isi kentang, mie dan telur bulat cabe plus sambal sedikit. Kalau saya sempat memakannya, pasti akan memuaskan rasa lapar saya karena nasi campur tersebut enak sekali. Bayangkan, makan nasi pagi-pagi dengan mie yang rasanya manis, kentang kecil-kecil yang sedikit pedas dan telur bulat cabe yang pedas gurih, plus sambal si teteh yang pedas agak asam-asam pasti membuat mata 5 watt saya nyala kembali pijaran semangatnya.

Sang nasi campur sepertinya jatuh saat saya menggantungkannya di motor skuter. Gantungannya memang kecil, dan mungkin karena tergoncang saat di jalan jadi terjatuh.

Sepele memang. Tapi rasanya kehilangan nasi campur ini memang memberikan saya perasaan lapar, sedih dan bokek, karena juga uang saya bulan ini tinggal 100 ribu saja secara de-facto de jure (padahal ini baru tanggal 22 Mei). Kalau kemarin saya memakai 100 ribu lainnya untuk pergi ke Kedubes Cina untuk urus visa. Sedangkan uang tabungan saya sudah di convert jadi simpanan yang tetap, dan saya tidak ingin mempergunakan atau menggadaikan simpanan saya (buat tabungan masa depan soalnya).

Well, jadi inget walau lebay lebay dikit yaaa... kalo kita ga akan merasa kehilangan sesuatu bila milik kita masih ada. Kita baru akan merasa kehilangan apabila milik tersebut sudah tidak ada.

Nasi campur oh nasi campur dimanakah engkau berada?

Rabu, 09 Mei 2012

Anjing yang Rada Tidak Malang

Anjingnya namanya Coklat aka Browny, atau Brownies kalo diingat-ingat bahwa dia juga manis tingkah lakunya.

Nah anjing manis ini saya temukan di rumah dokter hewan Magda, di Cibalok Bogor. Benernya agak rancu bahwa saya menemukan dia, karena bisa jadi dia yang menemukan saya. Soalnya doi menjilat tangan saya di lokasi. Saya mengejawantahkannya sebagai tanda bahwa dia memilih saya. Tapi anyway maybe itu adalah jodoh ya, saya memilih dia dan dia memilih saya. Jadi kurang penting mana yang duluan, tapi yang terjadi adalah bahwa kami bertemu.

Bagi Browny, hidup di penampungan anjing-anjing terlantar sungguh menyebalkan. Buktinya adalah kalau beliau jarang sekali mengibas-ngibaskan ekornya, cenderung soliter dan cuek di lahan 3x3 yang mungkin dihuni sekitar 15 an ekor anjing. Mungkin di situ ada juga bos-bos dan geng anjing yang suka mengintimidasi anjing-anjing yang lemah seperti hukum alam di dunia ini. Jangankan hewan, wong tumbuhan aja bersaing saling mendapatkan nutrisi tanah dan sinar matahari. Pernah ga liat kalo rumput mati jikalau ada pohon besar yang tumbuh di atasnya? Nah saya pikir dunia anjing di tempat adopsian juga begitu.

Kenapa saya bilang Browny beruntung? Karena di tempat adopsian tidak semua anjing kemudian menemukan pemilik baru. Ada yang sudah tua dan badannya kendor sehingga pencari anjing kemudian melakukan skip saat melihat si anjing. Ada anjing yang galak karena trauma pernah dipukul pakai tongkat oleh si empunya sehingga menggila dan beringas saat melihat orang membawa tongkat. Ada anjing yang terlalu pendiam, ada yang terlalu pendek dan kurus.

Browny en Bindy
Browny untungnya sejalan dengan perasaan saya  dan tugas fungsionalnya. Sebagai anjing ramah, pendiam yang bisa menggonggong di rumah / kompleks perumahan, cukup besar (sekitar 1 tahun), anjing kampung (tidak makan banyak banget, ga gampang sakit) dan waktu saya temukan kurus, pendiam dengan muka sedih sehingga saya ingin untuk mengajaknya pulang - karena maybe persis juga keadaan dan karakter saya kalau saya jadi anjing dan disekap di ruang sempit. Jadi bisa jadi saya mengambil Browny karena dia mirip saya dalam keadaan tertentu juga.

Mau Balik ke Pencipta

Sakit itu tanda-tanda kita dah dekat ma yang mencipta...

Yah begitulah, ini yang saya rasakan dan saya renungi saat sakit. Sakit saya kali ini double or triple lah... sakit habis cabut gigi (plus kejang-kejang perut akibat syaraf gigi bekerjasama dengan syaraf lambung), sakit pilek yang ngocor kaya keran air, en badan yang masuk angin (yang terakhir ini saya tambahkan, walau secara klasifikasi masuk angin ma sakit pilek bisa disatukan).

Gigi yang dicabut membuat saya sadar saya sudah tua. Gigi ini tidak akan tumbuh lagi dan seumur hidup sampai saya mati saya harus hidup dengan 1 gigi ompong. Padahal saya baru umur 32 an sekarang (masih ngerasa agak muda). Gigi itu saya simpan, lengkap dengan patahan keropos gigi yang patah waktu dokter Lili Lusiana yang baik hati menggoyangnya dengan tang, pengungkit, dan mencabutnya selama - saya pikir sekitar 40 menitan.

Sakit pilek idung ngocor en badan sakit karena masuk angin menandakan badan saya sakit en kurang olahraga. Sel-sel tubuh memberontak, coba bilang kepada saya - persehat kami atau saya akan membuatmu menderita.

Benernya saya juga pengen nanya: emang siapa sih yang pengen ngontrak di tubuh ini? Kalo boleh milih ya saya pilih bodi yang sehat, cakep, bernasib kaya, gembira selalu takdirnya. Kalo boleh milih lagi, saya akan bertanya kepada yang mencipta, ngapain juga masukin roh saya ke badan. Kenapa ga dibiarkan aja hidup hura-hura di Surga sana?

Yah... namanya juga usaha. Balik lagi, yang jelas kalo bodi dah sering sakit berarti ni kontrakan dah ngadu... perbaiki saya, sapu saya, beliin TV n kulkas baru, kalo engga elo di kick dari tubuh... disuruh balik ke sang pencipta.

Yah namanya juga nasib manusia. Siapa suruh jadi manusia?