Senin, 10 Maret 2014

Homoseksualitas Adalah


Temen saya di acara internasional di Bogor, seorang anak muda dari Myanmar mengaku bahwa dirinya adalah seorang gay (artinya menyukai yang lainnya yang berjenis kelamin sama, laki-laki). Kalau dibilang ia seperti perempuan secara fisik sebenarnya tidak terlihat. Hanya saja ia suka benda-benda bernuansa kewanitaan seperti sepatu high heels (sebab ia mencari-cari benda itu di Bogor Trade Mall, sebuah pusat belanja di kota saya tinggal). Favoritnya adalah Lady Gaga dan di malam perpisahan ia bernyanyi dan berdansa seperti Lady Gaga the Monster begitu kata dia, Alex.

Nah biasanya di negara yang kesejahteraannya rendah (seperti Myanmar) orang-orang yang berorientasi homoseksual agak jarang terdengar, tapi teman saya ini lain - dia vokal banget, berani menunjukkan kalau dia gay, bahkan cerita tentang pacarnya yang sama-sama laki-laki – kangen katanya ingin kalau ia dijemput di bandara nanti kalau ia pulang. Ternyata kemudian saya tahu kalau dia adalah putra seorang usahawan yang sangat kaya di kotanya. Selain itu ia juga bersekolah di sekolah internasional, jadi saya rasa pergaulannya di sana cukup liberal dan bebas. Saya rasa artinya ia mendapatkan dukungan yang baik pula untuk akses arus informasi termasuk untuk mendukung ke-gay an nya (bisa searching di internet minimal dengan free).

Indonesia juga agak anti dengan homoseksualitas - berbeda dengan di Thailand atau Belanda yang agak beda memperlakukan kaum homoseksual maupun transgender (kalau kata yang ini berarti kalau misalnya laki-laki kemudian berganti kelamin menjadi perempuan, dan sebaliknya).

Oh ya lupa, homoseksulitas itu ada yang gay (laki suka laki) dan lesbian (cewe suka cewe) juga. Bisa terjadi karena genetik dan juga dipengaruhi oleh lingkungan.

Terus kenapa ya orang pada umumnya pada ga suka sama kaum gay atau lesbian? Ini dengan asumsi pembicaraan kita bukan di negara-negara yang memiliki pandangan khusus yang cukup positif pada kaum ini.

Kalau teori saya, ini berasal dari jaman purba, boleh ya saya cerita?
Dulu (dan masih juga seh sekarang) ada pembagian pekerjaan adalah berdasarkan jenis kelamin - berikut teori fisik yang melekat padanya. Maaf ya yang ga suka teori, gw kasih teori neh berdasarkan juga buku Man from Mars and Women from Venus. Gw kasih dikit deh.

Pada intinya, ada perbedaan kekuatan dan fungsi tubuh di dua jenis kelamin ini. Kalau cowo karena jaman dulu kerjaannya adalah berburu maka fisik berkembang kuat untuk pekerjaan berat.

Otot-ototnya berevolusi / beradaptasi berkembang lebih kuat, bagian dari otaknya yang berhubung dengan indera penglihatan mampu mengkalkulasi jarak, lebar, tinggi (3D) agar mampu menusuk buruannya dengan tepat. Kalau perempuan, bagian otaknya yang berhubungan dengan indera penglihatan - karena fungsinya yang berkembang untuk menjaga sekitar (sebab ia stay di gua) maka ia memiliki lebar penglihatan yang lebih luas. Ia bisa mengawasi sekitar jauh lebih baik daripada laki-laki, hanya ia agak "gagal" dalam mengkalkulasi 3D.

Mangkanya kalau nyetir perempuan lebih banyak nabraknya sebab persepsi kedalamannya agak kurang. Mangkanya kalau cowok ngelirik perempuan matanya keliatan banget ngelirik, sedang perempuan tidak.

Secara fisik, laki-laki didesain menjadi pemburu yang baik. Sedangkan perempuan didesain untuk fungsi perawatan. Untuk yang ini saya yakin, sama seperti saya meyakini teori evolusi dan kalau kaum ultra feminis mencoba membantah teori ini silahkan saja. Secara ilmu pengetahuan saya meyakini bahwa ini terjadi.

Balik lagi, pembagian tugas tersebut saklek dan dikala laki-laki atau perempuan tidak bisa melaksanakan tugasnya tersebut ia akan dikucilkan (kalau jaman dulu biasanya dicuekin, ga dikasih makan, ga boleh masuk shelter bahkan bisa dibunuh) sebab jaman itu memang keras. Semua angota kumpulan harus (HARUS) bisa melakukan tugas primernya dengan baik. No time lah buat ngerjain hal-hal sekunder.

Nah lalau gitu apeslah buat yang berorientasi homoseksual sebab misal ditemukan cowok yang keperempuanan (lemah) atau perempuan yang ga bisa masak dan mengawasi anak-anak, agresif maka dikeluarkanlah ia dari kelompoknya. Pada waktu itu masyarakat tidak mampu menyediakan jenis pekerjaan yang cocok bagi kaum yang berbeda karena memang belum dibutuhkan pada struktur masyarakat yang sederhana. Kerjaan masyarakat sederhana ini cuman beginila kira-kira: cowok keluar gua nyari makan, cewek tunggu gua sambil rawat anak dan jaga-jaga supaya gak ada harimau gigi pedang yang menyantap anak-anak mereka.

Bukan hanya kaum dengan orientasi seksual berbeda yang akan dikucilkan agar hilang dari komunitas tapi termasuk diantaranya adalah kaum cacat (difabel), kaum yang sakit, kaum tua (kecuali maybe yang pernah berjasa karena dianggap pengetahuannya berharga buat dideger kalo lagi kongkow deket api unggun). Mengapa? Sekali lagi pada masa itu, kaum tersebut tidak dirasakan punya manfaat selain menjadi beban kelompok.

Pembagian tugas yang lebih rumit terjadi pada masyarakat yang sudah lebih maju dan kompleks. Misalnya kalo diilustrasiin jadi begini neh: si masyarakat gua kaum prianya jago banget berburu dan produksi berkelimpahan terus, kaum wanitanya bereproduksi terus, mengumpulkan jamu-jamuan, tidak ada masalah dengan lingkungan maka lalu punya waktu untuk santai.

Di situ lalu timbulah pekerjaan-pekerjaan sekunder, misalnya lalu si wanita dominan yang biasanya punya waktu lebih (ya iyalah masa si ratu disuruh nyuci baju terus dalam keadaan baik-baik saja?) lalu mencari pesuruh yang dipakai buat menyisir rambutnya (agar si cowok dominan, si pemimpin saat datang dari berburu atau memimpin kelompoknya mengusir musuh tertarik lalu mengajak reproduksi). Kalo cowok dominan, misalnya mereka juga perlu dihibur maka lalu munculah misalnya peran bagi manusia bertubuh kerdil (cacat sebenarnya, bisa secara genetik) untuk berperan sebagai badut.

Saya hanya ingin mengatakan bahwa pada masyarakat yang lebih kompleks strukturnya maka peran-peran bagi kaum minoritas ini akan semakin terbuka. Semakin kompleks strukturnya maka semakin terbuka peran-perannya.

Kalau ga percaya, coba deh pikirin mana ada misal wedding singer, pembuatan website,  jasa pembuatan skiripsi, jasa perawatan akuarium air laut di masa perang kemerdekaan RI. Saya cuma bermaksud mengatakan kalau jasa-jasa tersebut ada di jaman sekarang, tahun 2000an yang secara struktur masyarakatnya cukup kompleks (didukung ma perkembangan teknologi) yang mebutuhkan tenaga ahli secara khusus.

Mau lebih aneh lagi? Pernah ga memikirikan kalau misalnya ada lagi jasa misalnya untuk mengusulkan pemberian nama buat bayi yang baru lahir? Atau misalnya jasa mengambilkan barang yang ketinggalan di rumah untuk diantar ke kantor?

Nah pada saat tersebutlah maka peran kaum minoritas termasuk lesbian dan gay bisa diterima sebab disitulah fungsi-fungsi mereka di masyarakat bisa diterima. Mereka misalnya bisa berperan sebagai hair stylist, koki, memasukkan data di komputer, membuat website, atau bahkan diperbolehkan bekerja lebih formal seperti bekerja sebagai tentara, di perusahaan atau lain-lain.
Sebab di masyarakat yang maju, semua bisa berperan di bidangnya masing-masing.

Menurut saya, munculnya homoseksualitas (yang benernya udah ada dari dulu) adalah bagian dari perkembangan struktur masyarakat dari yang sederhana menuju yang lebih kompleks, thats all... bagian dari ilmu biologi, ekologi manusia dan dicampur ma sosiologi.