Sabtu, 19 Maret 2016

Dari Airport KK ke Kota Kinabalu



Ini adalah rencana saya yang kedua menuju Gunung Kinabalu (Oktober 2016). Sebelumnya, Oktober 2010 saya sudah pergi ke sana, beberapa hari di Kota Kinabalu (KK) dan selanjutnya berangkat ke Taman Nasional Gunung Kinabalu. Saya jadi pengen cerita lagi neh pengalaman saya kesana... walau saya tidak naik ke puncaknya (mahal coy).

Setelah booking Airasia sekitar 6 bulan sebelumnya (waktu itu Airasia memberikan tarif Rp 0, so kita hanya bayar in total sekitar 100rb, ditambah pajak bandara yang masih dipisah waktu itu sekitar Rp 150rb ya jadi habis Rp 250rb, 500rb PP), maka persiapan dilakukan dengan seksama termasuk mencari literatur :)

Tujuan saya dan teman saya Wandi terus terang adalah backpacking dari awalnya, jadi persiapan kami bukan untuk naik gunung. Saya bawa 2 tas ransel, sedang Wandi 1 carrier besar. 2 tas ransel saya siapkan karena biasanya saya menaruh barang2 yang tidak perlu dibawa pada 1 ransel dan menyimpannya di motel.

Kami tiba di bandara KK jam 8 malam ya... culak-ciluek nyari taksi di depan bandara kecil KK, banyak sebenarnya. Tapi lalu kami melihat peta KK, kok kayanya kotanya tidak terlalu jauh. Karena ingin berhemat kami memutuskan jalan aja yuk... sekalian liat suasana kota waktu malam.

Makin lama jalan kok makin sepi ya? Peta yang kami dapat di bandara sekalian ma brosur membantu kami menemukan arah tapi sepertinya kami loss tidak memperhitungkan keadaan sekitar yang rumahnya makin jarang, seperti dekat highway. Kepalang tanggung, kami jalan terus dan tanpa sadar kayanya makin jarang lihat taksi.

Untung si Wandi ini walau kerja di bank tapi kalo jalan ga banyak cingcong. Maklum lah dia dulu anak Mapala Binus. Saya juga anak Mapala IPB jadi kalau dalam penderitaan kita orang dah biasa J . Saya jadi mikir, kalo bawa orang lain barangkali kesalahan macem ini ga ditoleransi ma mereka. Tapi menurut saya, tersesat kalau backpacking itu seru selama ga dirampok yaaa...

Lalu lumayan liat warung minuman kecil, kita melepas dahaga ma minuman yang ada warnanya hehe..

Jalan lagi, sampe jam 10 malem kok rasanya agak ga worthed ya jalan lewati pinggir jalan berpasir kaya gini malem-malem. Badan juga dah keringetan n ga lama pengalaman kami buat diceritakan ke anak cucu bertambah.

Hujan besar, plus angin.

Jadi saya dan Wandi sudah sampai ke persimpangan highway menuju kota, lalu karena hujan begitu besarnya maka kami berhenti saja di bawah pohon pakai payung berdua (si Wandi punya kebiasaan baik bawa payung kalau kemana-mana).

Wah ga lucu neh, petualangan baru dimulai masa nanti datang ke motel tas sudah basah? Tapi untungnya hujan itu walau disertai angin kencang ga terlalu lama, cuma sekitar 30 menit saja. Dan untunglah lalu ada taksi yang lewat. Ga mikir lagi mau hemat, kami naik taksi saja menuju motel. Ternyata ga lama, sekitar 10  menitan sudah sampai ke motel.

Dan taraaaa... akhirnya sampai di motel North Borneo Cabin di jalan Gaya, langsung check in dan mandi. Ini plangnya di depan. Lumayan bersih dan murah juga, kami pakai dormitory (tidurnya pake ranjang susun) jatuhnya sekitar Rp 70rb seorang/malam. 2 komputer untuk internetan disediakan gratis.

Sampai malam pertama ini pelajarannya adalah:

  • Jarak di peta walau keliatan dekat tidak menjelaskan apakah yang kita lewati itu daerah  sepi, terang, gelap, pemukiman atau tanah kosong
  • Barang yang urgensinya tinggi (kaya payung di cerita ini) diletakkan di bagian atas tas jadi kalo keujanan gampang ngambilnya
  • Kalo bisa, pakai penerbangan dimana saat datang bis umum masih beroperasi biar bisa dapet murah
Sambung lagi ya nanti...