Sabtu, 18 Juni 2011

Tidak Nol

Pertanyaan inti saya hari ini adalah kenapa saya hidup.

Saya hari ini tidak bertanya kenapa air yang tersusun dari molekul hidrogen (mudah terbakar) dan oksigen (diperlukan dalam pembakaran) begitu bergabung jadi air (H2O) kok malah jadi mematikan api?

Saya sering berpikir kenapa sih saya hidup, dan atau mengapa di alam semesta ini tidak kosong melompong saja (tidak ada apapun hanya kosong - tidak ada planet, kucing, pemikiran, masa lalu dan masa depan). Jadi benar-benar kosong, juga tidak ada saya yang sedang berpikir ini.
 
Sehubung saya bukan orang yang agamais sekali, maka saya juga agak ragu dengan dogma bahwa hidup adalah untuk dipersembahkan kepada tuhan. Ini sepertinya bukan jawaban yang benar menurut saya. Agak mengganggu pernyataan ini karena kalau tuhan mahakuasa bukankah berati sudah tidak perlu apa-apa lagi?

Kenapa tidak kosong melompong saja ya... tidak ada dimensi, tidak ada waktu, tidak ada saya, tidak ada kamu, tidak ada monitor komputer di depan saya, tidak ada bunyi kipas angin di sana.

Berdasarkan hukum tidak dan ya (probabilitas jawaban atas segala sesuatu)... atau wait, saya jelaskan dulu ya, ini matematika:
Misal kita ambil sembarang bilangan, lalu ambil sembarang bilangan lagi, maka kemungkinan yang terjadi adalah
- 2 x 3 = 6 (ada), 3 x 4 = 12 (ada)
- 2 x 0 = 0 (tidak ada).
Maka seharusnya kemungkinan kedua dimana semua angka bertemu dengan pengali 0 dan kemudian menjadi 0 adalah pasti (segala sesuatu pada akhirnya adalah tidak ada /berakhir).

So kenapa saya masih ada ya? :) Saya juga jadi mikir tentang bilangan nol ini neh... misterius sekali ya? Ada atau tidak sih bilangan nol ini di alam semesta sebenarnya?

Atau bilangan nol ini sebenarnya sudah disembunyikan oleh Tuhan ya sehingga kita ini ada?

Senin, 13 Juni 2011

Si DAAI TV

Kalau awal saya males nonton DAAI TV. Kalau sekarang juga masih, cuma dah rada mendingan.

Sebab saya malas nonton DAAI TV adalah karena sinetron-sinetronnya kaya drama TVRI jaman dulu – cuma aja kalo di DAAI kualitas sinematografinya dah agak lumayan. Kalo TVRI jadul abis kayanya (maybe siaran tahun 90 yang didaur ulang).

Di DAAI, Master Cheng Yen (dugaan saya yang pasti benar: tokoh Budha Tzu Chi yang membuat banyak pembaharuan via media) sering muncul, ngasih petuah di jeda-jeda yang biasanya diisi iklan waffer atau rokok kalau di saluran TV lain. Seringnya saya tidak memperhatikan instruksi dan doktrin Master Cheng Yen soalnya saya kurang suka dikuliahi dan diberitahu tanpa mengalami proses pembelajarannya.

Kenapa saya tidak suka menonton drama-drama kehidupan di DAAI TV agak terkurangi tadi siang. Secara kebetulan di saluran lain acara tidak ada yang bagus. Kalau tidak berita kaburnya Mr Nazarudin bendahara Partai Demokrat ke Singapura karena penyakit cacingan akut, yang ada adalah film kartun baru yang saya tidak suka.

Drama atau sinetronnya tidak menarik karena tidak bombastis, seperti Rambo yang membantai orang-orang Vietnam dengan senapan mesin (btw saya pernah mengunjungi War Remnant Museum di Saigon dan persepsi pembantaian ini berubah 140° setelah saya berkeliling museum itu. Saya jadi agak benci ma Rambo2an jadinya) ;  atau film ngebut-ngebutan ala Fast and Furious dengan mobil yang biasanya saya desain lewat game PC. Sinetron DAAI termasuk kategori lebai karena pakaian para pemainnya sama seperti yang saya kenakan sehari-hari.

Lokasi toko tempat shootingnya menyedihkan – sama seperti toko teman saya yang gudangnya gelap dan sesak, lantai semen ala Pasar Anyar dan penerangan lampu kuning 5-25 watt yang ga hemat energi. Rumah, apartemennya sesak dan sempit seperti yang saya jumpai di ruko daerah Glodog.

Saya yakin sebagian besar pemirsa berperasaan sama dengan saya, prihatin dengan Stasiun TV yang satu ini. Sebagian kecil sekaligus bangga. Lah kenapa bangga ya?

Iya Bung, disela-sela keprihatinan ini terbentuk juga rasa bangga, dan rasa bangga itu rasanya membesar tatkala saya tidak sengaja menonton sinetronnya secara kepepet dan terpaksa. Dan membuat saya berjanji akan menonton lagi.

Yang diceritakan yang membuat saya berjanji akan menonton lagi adalah cerita mengenai sebuah keluarga, pemilik toko onderdil mobil (mana ada sinetron Indonesia yang tokoh utamanya penjual kanvas rem dan oli mesin?). Nah ceritanya juga berkisar tentang si suami yang suka hiking, dan di lain pihak gara-gara suka negosiasi bisnis atau kongkow bersama temannya jadi ikutan mabuk. Istrinya yang lurus, penjaga toko onderdil suka marah kalau suaminya pulang pagi. Cuma marahnya juga intelek ya... boro-boro kaya akting Minati Atmanegara yang matanya mendelik sambil bibirnya yang pake gincu merah nyinyir – plus bedak muka tebal di sinetron Punjabi Brother...

Real amat ceritanya? Wah wah wah... sebagai penganut dunia ke LSM an cerita begini nyata benar terjadi di kehidupan. Saya merasa agak tersentuh merasa diperlihatkan dunia real. Tidak ada hitam dan putih – yang ada adalah gradasi abu-abu: lebih gelap atau lebih terang.

Stop cerita detail si penjual kanvas rem. Intinya yang ingin saya katakan adalah sebaiknya di hati kita tetap sisipkan sebuah celah kecil yang tetap siap menerima sebuah harapan dan semangat untuk berjuang. Mimpi dan cinta. Tetap sisipkan celah untuk sebuah kerinduan menjadi lebih baik. Buktinya saya: di saat yang tepat karena kehabisan tontonan akhirnya saya tercerahkan oleh kegigihan DAAI menyajikan drama-drama "ga bermutu" nya (menurut versi Hollywood dikategorikan ga mutu, kalo menurut saya yang tercerahkan justru masuk kategori bermutu).

Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada DAAI TV. Dengan ceritanya yang lebay dan alay saya agak-agak lebih baik dan terang isi kepala dan hatinya.

Sebal hati saya, akibat salah satu penyumbang DAAI TV adalah PT Kawan Lama (tempat saya bekerja dulu dan dipecat dengan tidak adil) agak terobati. Seperti yang diceritakan di sinetron DAAI, tidak ada hitam atau putih. Yang ada adalah gradasi abu-abu. Begitulah hidup.

Jumat, 03 Juni 2011

Gembala Yak

"Kehidupan adalah yang berlalu saat kita sibuk memikirkan segala rencana"

Gitu kata Mr John Lennon... Kalimat bijaksana maybe keluar dari pikirannya saat lagi duduk di pinggir jalan ngisep ganja (soalnya waktu itu kan Jaman Generasi Bunga).

Well, saya bukan penggemar sangat2 berat John Lennon, tapi kalimat bijaksananya sering mengendap di kepala saya pada dua kutub ekstrem: saat happy and feel fly like a bird - misal sedang istirahat saat sedang trekking sambil minum aer teh, terengah-engah di bukit, atau saat sedang stuck en desperate, menderita: diomelin pacar, nyokap, ilang kerjaan, kerja sangat berat dan monoton, bosan mengerjakan pekerjaan rutin dsb.

Wahai teman-teman, mungkin teman-teman heran mendengar cita2 saya. : JADI GEMBALA YAK DI TIBET , sambil jualan di warung kopi. Ya betul, cita2 saya saat ini adalah menjadi gembala yak, yang juga nyambi jualan kopi di warung (diurus ma bini saya nanti, si lizbeth).

Sebenarnya cita2 saya ini keren dan masuk akal dan bukan hal sepele. Teman-teman boleh senyum, dan sebagai keadilan saya ingin teman2 mengungkapkan cita-cita teman2 yang juga keren di samping saya. Dan guess what - menurut saya walau bagi sebagian orang aneh, tapi cita2 saya ini sama masuk akalnya misal dengan kalau saya bercita2 jadi perwakilan Indonesia di PBB, atau si Johan ingin menjadi jendral ABRI, atau si Haryo teman saya dulu di SD yang ingin jadi supir jemputan sekolah di sekolah RECIS.

Tapi banyak negosiasi memang selama hidup ini. Selalu negosiasi dan negosiasi, dan banyak orang yang kehilangan mimpinya karena tidak menjadi dirinya sendiri. Sibuk mengerjakan segala sesuatu  dan kehilangan mimpi-mimpinya semasa kecil.

Tapi tidak saya. Saya tetap bercita-cita jadi penggembala yak dan membuka warung kopi di Tibet, atau Mongolia. Ya ya ya... saya akan buka dulu warung kopinya di Bogor ini, dan pelan-pelan merambah per Bogor-an dan Jabodetabek, lalu akan membuka cabang di Tibet, di Lhasa.

Jadi, teman2, maybe suatu saat kalian ke Tibet - silahkan mampir ke warung kopi saya. Sebagai sesama orang Indonesia saya akan masakkan nasi goreng disana buat kalian, dan minum kopi Liong Bulan di gubuk saya yang beratap ilalang campur tanah. Nanti akan saya ajak kalian menggembala dan memeras susu Yak. Saya juga bersedia memotretkan kamera teman2 untuk koleksi album FB kalian. Semua akan disambut... you are welcome !