Saya menyembah tuhan yang baik, tuhan yang memberikan
harapan, tuhan yang lembut dan penuh cinta kasih. Yap,kalo ditanya siapa tuhan
yang saya sembah maka itu jawabannya. Entah tuhan itu punya nama a, b, c, d, x
sama saja buat saya sebab di dalam imajinasi saya; saya tidak melihat pakaian
yang dikenakan orang-orang pada tuhan. Saya lebih melihat pengejawantahan tuhan
dalam sifat yang saya pilih ia kenakan, bukan pada simbol yang diberikan
manusia yang sok tahu ini.
Tapi tuhan yang saya sembah ini tidak mahakuasa. Sebab ia
tidak dapat menghentikan sakit, peperangan, kematian, kehancuran. Ia hanya
memberikan penghiburan, pengharapan, kasih selama penderitaan itu berlangsung.
Kenapa sih saya percaya tuhan? Alasannya adalah karena saat
ini saya ada. Kamu (walau bisa jadi kamu imajinasi saya) juga ada. Artinya ada
sebuah keberadaan dibanding kekosongan, ketidak adaan.
Tapi memilih tuhan yang seperti saya bilang di atas sebenarnya bertolak belakang lho dengan logika ilmiah saya yang mengatakan bahwa tuhan itu mahakuasa dan terdiri dari kejahatan dan kebaikan dalam satu wujud.
Yaaaa... saya sering berandai-andai kalau tuhan yang kedua
ini sedang bermain-main dengan para makhluk hidup sebagai percobaannya. Ini
adalah tuhan programer yang sedang tertawa senang saat salah satu manusianya
tertembak oleh manusia yang lain, dan heran sekaligus kagum saat manusia
lainnya berhasil lolos dari sebuah bencana; dikarenanya ia memberikan bonus
kepada manusia tersebut: harapan, kebijakasanaan. Tapi semua adalah bagian dari
permainan itu sendiri. Ia mencetak grand design dan hasilnya sudah ia ramalkan (100% sesuai kah dengan keinginan dia?)
Mesti diselidiki neh sang maha tuhan yang paling luhur di sono. Sekeren apa sih dia, atau sebuas apa sih dia?
Well, berbalik dengan logika ilmiah saya... tetap saya
memilih tuhan yang pertama, dan guess what: pilihan saya sendiri sudah menjadi bagian dari permainan
itu sendiri, sudah termasuk program tuha yang kedua. Sial banget ya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar