Gaji bagi saya adalah ukuran seberapa tidak suka saya
mengerjakan suatu pekerjaan. Ketidaksukaan itu bisa jadi karena
- Lokasi berbahaya, panas, atau terlalu dingin
- Gaya manajemen yang harus dihadapi
- Ketidakcukupan biaya hidup sehari-hari
- Bertemu dengan orang yang tidak disukai dalam bekerja
- Jauhnya pekerjaan dari cita-cita dan impian
Nah belakangan ini saya sedang memikirkan untuk pindah
pekerjaan. Beberapa kriteria di atas sudah terpenuhi dan semakin hari saya
semakin de-motivasi untuk bekerja.
Dulu waktu saya awal kerja di tahun 2004, kerja itu amat menyebalkan (saya bekerja sebagai sales trainee di Index Furnishing, sekarang Informa). Saking menyebalkannya, saya sampai ingat waktu itu di kosan saya di Kodamar (Kompleks TNI di Kelapa Gading), di loteng yang terbuat dari triplek (kebayang ya panasnya kalo siang) saya merenung: kok bisa kaya begini hidup saya...
Saya lulusan ilmu kelautan, bekerja menjual sofa, ga boleh duduk kalo sedang bekerja... dan jam 11 malem masih sibuk cuci baju di WC buat dijemur besokan? (sambil nyeseuh kucek-kucek kemeja ijo buat kerja).
Saya lulusan ilmu kelautan, bekerja menjual sofa, ga boleh duduk kalo sedang bekerja... dan jam 11 malem masih sibuk cuci baju di WC buat dijemur besokan? (sambil nyeseuh kucek-kucek kemeja ijo buat kerja).
Tapi itu dulu. Saya sudah mendapatkan pekerjaan yang cukup sesuai sekarang: berhubungan dengan alam, dengan keorganisasian, dengan pemuda, anak... tinggal satu yang belum; meneliti. Ya sebab saya menyukai hal-hal yang berbau ilmiah terutama terkait dengan alam.
Balik lagi ah... bete dan demotivasi ini mungkin karena di tempat saya bekerja selain kebutuhan uang yang semakin nampak, juga karena atmosfer di lembaga yang lembam. Kalau kata teman saya semua berjalan autopilot, tanpa koordinasi dan penghargaan.
Lagi-lagi jatohnya ke komunikasi ya... seperti asal muasal dosa pertama yang terjadi akibat miskomunikasi antara adam, hawa, ular, tuhan (kalo belo tau baca tulisan saya yang lain).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar