Rabu, 17 Juni 2015

Aceh yang Dilematis



Sudah seminggu lebih saya di Aceh. Dimulai di Banda Aceh pada perjalanan pertama, dan kemudian masuk ke Mukim Cubo dan Mane pada perjalanan kedua. Buat saya yang dari Jawa Barat, agak sulit menghapal pada awalnya nama-nama desa (gampong) disini karena kata-katanya yang baru pernah saya dengar. Namun rasanya orang Aceh sekalipun kalau menghapal kata peuyeum, ciherang, jampang kulon sama payahnya seperti saya menghapal kata blang sukon (nama gampong), kreung (sungai) dan inong (perempuan). Sama-sama lah.

Pagi sekitar jam 8 pagi... kabut belum naik
Saat ini saya sedang santai di pos FFI (lembaga yang ajak saya datang). Jam 18.40an, cuaca masih terang seperti baru jam 5 sore (suasana masih terang keemasan di sini). Saya memang sedang berada di suatu daratan tinggi, Gampong True Cut di Mukim Lutueng Kecamatan Mane, Kabupaten Pidie. Jam 8 pagi kabut masih belum naik di depan rumah, menghalangi pandangan samar-samar walau matahari sudah tinggi. Jam 9 pagi, saat mulai berjalan menjumpai masyarakat terlihat puncak-puncuk gunung, bagian dari pegunungan Bukit Barisan tertutup awan rendah kalau tidak bisa dibilang kabut. 

Sungguh suasana indah yang jika saja saya diberi kesempatan, saya bersedia tinggal mengeksplorasi gampong ini.

Sayang niat saya untuk berjalan-jalan terhalang himbauan kawan-kawan. Kelompok Din Minimi, sempalan dari bekas GAM sedang dicari, karena diperkirakan sedang berada di daerah Pidie. Menurut informasi, diperkirakan jumlah personel berkisar 40 orang.

Kami sempat melewati dimana 3 anggota kelompok tertembak, di sekitar Sigli, Kabupaten Pidie Jaya sekitar 3 jam perjalanan dari tempat kami.

Ehm... isi absen dulu ah
Anggota TNI, dengan balok satu dua setrip beserta komandannya keluar masuk ke acara kami, saat kami (saya dan Nia) memberikan informasi, menjelaskan mengenai tema perubahan iklim di Gampong sebelah, Lutueng. Ia memperlihatkan pesan SMS: katanya setiap pertemuan perlu dikawal- 2 orang tidak bawa senjata, 2 orang bawa senjata laras panjang. Tak urung kelakuan mereka menjadi perhatian peserta dan masyarakat Lutueng.

Tapi kok kalau mengamankan, mengisi absen juga dan menerima uang transportasi ya (sesuai dengan masyarakat, Rp 30rb untuk setengah hari)? Lalu mengapa pasang tampang sok serius sambil bawa senjata laras panjang di acara kami, sambil nanya anggarannya berapa?

Nia dan saya juga diminta mengisi nama lembaga, jabatan dan dipotret beberapa kali untuk lapor komandan nanti.

Anyaway butt way, saya sore harinya jadi menonton kembali film-film yang sudah saya download via youtube tentang Aceh (sebagai profesional, saya melakukan riset dulu sebelum bepergian agar mengerti kemudian dalam perjalanan apa yang saya alami). Filmnya: The Black Road (Perjuangan Aceh), The Aceh War (1873-1914), Pelanggaran HAM di Aceh (Pasca Operasi Jaring Merah).

Kenapa saya menonton film tersebut? Ini alasannya:

  • Lagi mati listrik (laptop tapi belum mati dan lagu2 saya sudah bosan dengar)
  • Sebel dengan kelakuan orang TNI yang saya rasa mencoba mengintimidasi kami sesuai kebiasaan purbakala bodoh mereka
  • Saya merasa menjadi semakin dekat dengan teman-teman Aceh
  • Mencoba memahami perjuangan mantan GAM yang ditinggalkan teman-teman mereka, yang sekarang malah berkoalisi dengan parpol Jawa. Apalagi saya eneg benar bahwa ada wakil gubernur yang sekarang jadi jurkam Prabowo komandan Kopasus yang memporak porandakan Aceh

Setelah nonton, saya makin kesel melihat keadaan di Aceh yang bahkan menurut pendapat teman saya, Mahrizal pada saat saya menanyakan apa yang dibayangkannya tentang Aceh 10 tahun mendatang.

Aceh memiliki alam yang mempesona. Bukit-bukit, sungai berbatu dan air yang biru di Tangse
Jawabnya: mungkin tambah kacau, atau bisa perang saudara.

Daerah subur, berhutan indah, sungai berkelok-kelok dan berpenduduk yang sebenarnya biasa-biasa ini kok dicabik-cabik politik jahat ya? Sementara petani kecil di sawah ketakutan, saat orang bersenjata bertanya nama, pernah melihat si ini si itu, tinggal di mana?

Bah. Saya tdak tahu jawabannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar