Hostel yang
mendapatkan peringkat yang baik belum tentu aman dan memuaskan pelayanannya.
Pengalaman ini adalah berdasarkan pengalaman saya mengunjungi hostel di Ho Chi
Minh City (HCMC).
Hostel, Bar dan Makanan di sekitar Jalan Pham Ngu Lao, Ho Chi Minh |
Hotel bernama My
My Arthouse ini terletak di Pham Ngu Lao street, jalan no 219 (di dalam jalan
no 219 ini banyak terkumpul hostel-hostel lainnya). Saya melakukan booking di
hostelworld seminggu sebelumnya dan semuanya berjalan dengan baik-baik saja.
Malah balasan email yang saya terima sangat infomatif walau bukan jawaban secara
pribadi karena nampaknya hasil copy paste untuk turis lain. Tapi untuk upaya
ini, saya menganggap rating pelayanan yang diberikan via hostelworld tidak
salah.
Saya datang malam
hari sekitar jam 10 dengan memberikan kabar sebelumnya dan pemilik hostel
menjawab kesediaannya untuk tetap membuka pintu hostelnya (ternyata hostel di
daerah ini buka 24 jam walau memberikan info hanya buka sampai jam tertentu –
nampaknya berkaitan dengan persaingan bisnis yang ketat dengan hostel lain).
Yang saya
prihatinkan adalah apa yang terjadi kepada turis lain dari Malaysia. Mereka
datang lebih malam daripada saya, dan malangnya kamar mereka masih terisi oleh
orang lain. Pemilik hotel mencarikan kamar lain, dan rupanya karena sudah lelah
si turis Malaysia angkat barang saja dan setelah naik 3 lantai membawa carrier
berat, keempat-empatnya turun lagi. Sambil marah-marah mereka protes karena
kamar yang diberikan dibawah standard. Mungkin terlalu kecil dan tidak ber AC.
Salah satu hotel yang saya tempati, nyaman dan bersih |
Si ibu yang tidak
bahasa Inggris disemprot. Memang benar, yang selama ini berkomunikasi dengan
email berbahasa Inggris dengan si turis adalah anaknya, si Hanh. Kasihan juga
melihat ibu tua ini disemprot, dan kasihan juga melihat para turis Malaysia ini
terlantar malam-malam. Si anak pemilik hostel (Hanh) ditelpon, dan sialnya
tidak ada jawaban karena setelah dicari, HPnya ditemukan tertinggal di dekat
meja resepsionis.
Yes... shit happened sometimes (buat si Hanh, ibunya dan para turis yang sudah kecapean itu).
Saya ingin
menerangkan, kalau sistem pemesanan hostel kebanyakan adalah sistem
tradisional. Jadi jika kita sudah melakukan booking, apabila tamu sebelumnya di
kamar kita belum keluar maka booking kita pasti dipindahkan ke kamar lain, atau
makin malang nasib kita kalau tidak ada kamar kosong sama sekali, bisa
terlantar kalau sedang ada di wilayah sepi hostel.
Murah... hostel seharga 6 USD semalam (model dormitory) |
Pada hostel
tertentu mereka menyediakan kamar khusus untuk kejadian-kejadian seperti ini.
Tapi tidak semua hostel punya sistem buffer yang baik.
Jadi saran saya
adalah, datanglah (kalau bisa) pada hari yang tidak terlalu malam agar tidak
terlalu letih. Kedua, apabila pihak hostel tidak bisa segera memberikan jaminan
kamar segeralah cari hostel lain – jangan buang waktu misalnya dengan menunggu,
menaruh barang dan jalan-jalan dulu sebab bisa saja saat kita kembali dan lelah
ternyata kamar hostel belum juga tersedia. Ketiga, kalau mau menengok kamar
lain, letakkan carrier berat di lantai bawah. Kalau sudah yakin, baru bawa
carriernya ke atas.
Lain-lainnya, adalah (ini saran umum saja): bawa bukti booking, tanyakan alamat dengan jelas via email. Pilih taksi (kalau tidak ada bis) yang terpercaya saja (cek lewat cerita para turis). Sediakan uang kecil (kebanyakan supir taksi tidak akan mengembalikan uang kembalian yang agak kecil). Cari alamat hostel cadangan yang dekat dengan hostel pilihan pertama (kalau-kalau hostel pertama jorok dan bau).
Lain-lainnya, adalah (ini saran umum saja): bawa bukti booking, tanyakan alamat dengan jelas via email. Pilih taksi (kalau tidak ada bis) yang terpercaya saja (cek lewat cerita para turis). Sediakan uang kecil (kebanyakan supir taksi tidak akan mengembalikan uang kembalian yang agak kecil). Cari alamat hostel cadangan yang dekat dengan hostel pilihan pertama (kalau-kalau hostel pertama jorok dan bau).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar