Selama saya
melakukan tugas kerja, di antaranya mengunjungi desa-desa yang terletak di
pedalaman, seperti di Kalimantan Barat, Jambi sampai Lombok, sering saya
menemukan hal-hal unik yang belum bisa dijelaskan secara tepat mengenai gejala
ini, sehubungan dengan sinyal HP.
Contohnya di Desa
Durian Rambun ini. Terletak di dalam hutan di Jambi, desa kecil imut (karena
cuma 80 KK) ini sinyal HP sangat sulit didapat. Sehubung sinyal sulit dicari
maka apabila ada spot dimana HP dapat sinyal maka berbondong-bondonglah HP
dijejerkan di spot tersebut (seperti pada pertemuan yang kami ikuti), atau biasanya orang rela untuk jalan keluar rumah minimal untuk sampai ke spot tersebut.
Nah bicara
mengenai spot istimewa tersebut, salah satunya adalah tiang di balai adat.
Tiang kayu setinggi kira-kira 3 meter tersebut kami percaya ampuh dalam menarik
sinyal HP. Kalau kita letakkan HP tersebut selama kira-kira 30 detik maka
kemudian munculah garis sinyal. Walau cuma 1 strip tapi cukup untuk kirim dan
terima pesan.
Kadang memang
penunggu batang kayu tersebut pergi jadi pesan harus menunggu sampai si
penunggu kembali ke batang, dan masuklah pesan sms ke HP kami.
Kalau di Desa
Laman Satong, di Kalimantan Barat lain lagi ceritanya. Sinyal HP bisa kami
dapatkan di rumah Bang Dogol, di bawah pohon cemara satu-satunya di halamannya.
Di lain tempat sulit sekali.
Jadi bagaimana kalau
diulas dari teori gelombang elektromagnetik?
- Apakah
kebetulan posisi-posisi tersebut adalah saat seperti point yang tersentuh oleh
turun naiknya gelombang elektromagnetik pada frekuensi tertentu?
- Atau karena
beberapa benda memang memiliki energi tertentu yang menguatkan sinyal
elektromagnetik lain?
Nah, PR deh buat
yang mau ambil S1 elektronik, karena bisa jadi nantinya daripada bangun tower,
maka saya usulkan agar perusahaan telekomunikasi tinggal menanam pohon-pohon
jenis tertentu di kampung saja sebagai penguat sinyal. Sementara ini, biarlah
kami berbekal selotip saja , untuk menempelkan HP kami di tiang keramat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar