Berdasarkan pengalaman saya melakukan perjalanan murah (backpacking), ada beberapa tips yang perlu diingat dan benda yang penting untuk dibawa saat perjalanan. Asumsinya adalah kita ingin agar perjalanan kita hemat agar bisa berjalan lebih lama dan jauh, dengan tetap memperhatikan soal keamanan dan kenyamanan. Sehubung kita mungkin berbeda dengan kawan2 dari negara maju yang penghasilannya sangat cukup untuk backpackingan, maka inilah beberapa tips untuk mengatur dan membawa barang bawaan agar bisa lebih menghemat uang dan tetap nyaman saat di jalan.
1). Universal charger dan kontak T (atau apalah namanya).
Nah yang ini penting ya sebab lain negara lain bentuk colokan. Beli aja
universal charger murah di toko online atw supermarket besar, jangan di travelling
equipment. Kontak T yang saya maksud adalah agar bisa men-charge beberapa
barang elektronik sekaligus.
2). Pemanas air listrik. Kalau termos plastik listrik
(polos, jgn yang ala hotel) terlalu bikin penuh tas, beli saja element pemanas
yang bentuknya cuma kaya batangan besi buat dicelup di gelas. Lumayan bisa
digunakan saat hostel tidak menyediakan air panas, buat ngopi pagi. Termos
plastik btw juga bisa digunakan untuk memasak mie instan walau agak repot, dan merebus telur. Penghematan dengan menyeduh air panas sendiri untuk kopi serta makan roti/telur rebus/mie instan dengan selai di pagi hari bisa menghemat pengeluaran beberapa dolar sehari.
3). Tali rafia untuk menjemur baju setelah selesai dicuci.
Ini agak gimana gitu sih yaaa... tapi kalau kamu bisa dapat kamar pribadi, en
hostel ga sediakan tempat cuci, kamu juga bisa jemur pakaian di dalam kamar.
Jangan lupa nyalakan kipas angin atau AC biar cepet kering saat sebelum tidur
malam. Kamar mang bisa jadi mirip kapal pecah sih, tapi coba aja tata dengan
baik. Ingat, jangan sampai air tetesan jemuran membasahi kasur, karpet atau alat listrik.
4.). Kain lebar (macam sarung bali) atau sleeping bag tipis yang bisa digelar.
Kalau tempat tidurmu rada gimana gitu.. bikin gatel
misalnya atau lembab, atau rada jorok. Kain / SB ini bisa dipakai sebagai alas atau selimut
untuk melindungi diri dari nyamuk atau tumbila, atau dari kuatnya semprotan AC yang kadang
ga bisa dikontrol di hostel murah.Selain itu ia juga bisa digunakan sebagai tirai darurat.
5). Plastik kresek yang agak tebal. Plastik yang lebih tebal
ini ga gampang bocor. Bisa dipake untuk wadah cucian menggantikan ember. Selain
itu kalau tidak dipakai bisa untuk menampung baju kotor/bersih. Jangan pake sejenis
plastik indomaret, banyakan bocornya, bro.
6). Abon, kecap manis atau bumbu seperti bon cabe. Lumayan
kalo makanan setempat kaga bisa masuk perut karena ga pas di lidah (misal
karena rasa, berminyak atau kategori haram). Cukup menolong lho... misalnya
saya waktu ke Da Lat, Vietnam karena dah bosan makanan berminyak ya akhirnya
pesan aja telor ceplok (dipakein kecap bango mantap banget) plus tumis brokoli
polos.
7). Sandal jepit, maksimal sendal gunung plus kaos kaki.
Pake sepatu males bro kalau kebasahan susah ngeringinnya. Pake aja sendal
jepit, sendal gunung, jangan lupa pakai kaos kaki supaya lebih sopan
(*).
Selain itu kalau ga pake kaos kaki terbukti menghitamkan kaki (kalau kaki kamu
sudah hitam ya sudahlah...). Salah satu sandal kesukaan saya kalo travelling
itu adalah sandal crocs yang agak tertutup, dan kalau kena lumpur gampang
dibersihinnya.
8). Baju n celana yang mudah kering. Kaos bambu adalah
favorit saya, sebab mudah kering, ga cepet bau kalo dicuci besoknya pasti
kering. Jangan pakai jeans karena menyiksa. Selangkangan bisa pada lecet juga
kalau jalannya lama n turun naek.
(*) Di beberapa lokasi seperti kuil, kesopanan menggunakan
alas kaki diperlukan, walau mereka biasanya lebih toleran terhadap turis asing.
Tapi kita juga perlu menghormati juga yaaa. Plus jangan pakai celana legging
atau pendek juga.
9). Extra bag kecil. Fungsinya saat tas besar ditaruh di
hostel, extra bag ini dipakai... untuk bawa botol minum, paspor, duit, dll.
Jangan lupa duit jangan semuanya diletakkan di satu tempat ya, apalagi
ditinggal di hostel (*). Sebaiknya agar barang tidak ada yang tertinggal, semua
benda dimasukkan dalam extra bag ini sebab kalau misal ada kamera, dompet di
saku, HP di kantong celana, duit lokal di saku lain, riskan buat ketinggalan /
jatuh saat dikeluarkan.
Hindari hostel ini di Saigon, keamanan kurang |
* Pernah kejadian istri saya meninggalkan uang di hostel di
Pham Ngu Lao street (Saigon) disembunyikan di beberapa tempat tapi lalu hilang (ga banyak sih, cuma
sekitar Rp 150.000 kalau ditotal). Intinya yang ngeberesin kamar pasti ngacak2
kamar n cek barang2 satu2, cuma kalau diperkarakan akan jadi masalah juga terkendala bahasa n juga tambah ngerusak
atmosfer jalan2. Saya cuma kasih review jelek aja di bookingan hostel online nya yaitu via booking.com
10). Booking hostel 1 hari saja dulu. Kalau bukan peak
season n kamu belum pernah nginep di hostelnya, booking aja saat kedatangan
dulu (catatan, kamu perlu tahu juga hostel2 lainnya). Nanti pas saat
berkeliling mungkin kamu menemukan hostel lain yang lebih sesuai atau menarik.
Sekaligus mencoba atmosfer penginapan baru. Jangan lakukan ini saat peak season
(misal saat perayaan Songkran di Thailand) sebab hostel di tempat strategis
mungkin full booked.
11). Simpan fotokopi paspor di teman kamu, in case paspor
hilang (atau simpan pic nya di email). Simpan juga itinerary tiket pesawat di HP
teman kamu, in case HP hilang. Jangan lupa selalu selipkan pasfoto 3x4 dan 4x6
di paspor kamu in case ada kasus Visa on Arrival dan kita kelupaan tahu.
12). Beware of logo. Pada daerah tertentu memakai logo atau
lambang pada topi, kaos, tas adalah berbahaya. Misal, saya disarankan tidak pakai
lambang UN, atau ASEAN di lokasi tertentu. Sebab pemakai logo ini dianggap
orang yang punya duit, sasaran kejahatan. Intinya, jangan mencolok termasuk
dalam membawa lambang agama. Pada daerah dengan sejarah konflik keagaamaan, ini
juga bisa membuat ketidaknyamanan.
13). Hindari travelling sendiri pada obyek wisata dengan
banyak cerita pemerasan. Contohnya, teman saya diperas karena berjalan sendiri,
memisah dari rombongan di kuil di Da Nang (Vietnam). Awalnya ia diikuti oleh
penduduk lokal yang tampak mencoba ramah dengannya, banyak berbicara walaupun
tidak ditanggapi serius. Pada saat ia memisahkan diri ke tempat yang lebih sepi
untuk memotret, ia dipalak oleh orang tadi. Kamu perlu pasang muka n gerak
tubuh tegas. Scam banyak banget, bukan hanya di tempat sepi malah. Di Grand
Palace yang super rame (Bangkok) banyak banget scammer yang bilang kalau misal
istana sedang tutup kalau kita sedang berjalan di sisi selain pintu masuk
utama, dan coba pengaruhi kita agar naik becaknya, mengunjungi lokasi lain dulu
; atau mencalokan tiket. Di Yogyakarta pun begitu, tukang becak misalnya bilang
keratonnya belum buka lah..., dan dengan alasan menunggu keraton buka lalu membawa
kita ke lokasi dimana ia bisa dapat tips (toko baju, souvenir) dll.
14). Ibarat di Indonesia, jangan nanya arah ke tukang ojek,
taksi, atau becak. Bawaannya pasti maksa ingin nganter. Berdasarkan pengalaman,
mereka ini adalah yang paling tidak jujur dalam mengatakan arah. Kalau di
negara barat saya kurang tahu ya kualitas kejujurannya. Maybe akan berbanding
lurus dengan tingkat kesejahteraan. Mending nanya ke petugas jaga, walaupun
agak jauh sedikit. Mereka ini duty nya adalah menjaga keamanan jadi ga conflict
of interest lah kaya tukang ojek kalau bantu orang.
15). Tukarkan uangmu (baiknya dalam bentuk USD) ke currency
lokal di currency exchange di luar bandara. Kalaupun harus di bandara, untuk naik
transportasi lokal tukarlah seperlunya saja. Kurs mata uang di dalam bandara
biasanya kurang bagus. Di negara tertentu, USD tetap diterima sebagai
alternatif mata uang mereka.
16). Obat2 an penting untuk dibawa: antibiotik (misal
amoxylin), obat diare (misal norit). Kalau yang lainnya bisa beli di apotik /
toko obat nanti. Antibiotik jangan dipakai ya kalau sakitnya ringan sebab
sekali makan harus sampai selesai (3 harian biasanya). Jangan terlalu ekstrim
pula berjalan-jalan tanpa istirahat atau kehujanan, hasilnya bisa merusak sisa liburanmu.
17). Pakaian. Kalau ada yang tanya berapa sih jumlah pakaian ideal untuk dibawa sebenarnya?
Untuk travelling seminggu saya akan bawa 5 pc baju, 5 celana dalam, 2 celana
panjang, 1 celana pendek. Asumsinya, mencuci setiap malam dan sehari semalam
pakai 2 baju, 1-2 celana dalam. Bawa pakaian dengan bahan yang mudah kering.
Teman saya lebih ekstrim lagi. Ia biasanya cuma bawa 3 pc baju saja. Masing2
orang toleransi kerajinan nyuci nya beda-beda jadi wajar saja bawaan pakaiannya
beda juga.
Well, kayanya sih masih banyak tips buat para backpacker, kalau
kepikiran nanti akan ditulis lagi. Mungkin kamu bisa nambahin?
Btw untuk para backpacker, nanti jalan2nya tetap perlu
dengan terhormat ya... jangan ngotorin kamar setelah keluar hostel, jangan
ngemis2 kaya backpacker barat yang lagi trend sekarang, mesti ikut menghormati
budaya setempat (misal dari cara berpakaian, tutur kata perbuatan), jangan
berisik kalau ngobrol ma teman pakai bahasa sendiri, dll dll. Jalan2 murah
bukan berarti orangnya murahan yaaa... Happy backpackingan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus