Senin, 27 Februari 2012

Manusia kok Dimana-Mana?

Kok banyak amat sih manusia? Kok manusia bisa ada dimana-mana ya? Saya tidak habis pikir mikirin manusia ini yang ada dimana-mana... kadang ngeri juga walau saya sebagai spesies manusia lagi berada di atas angin menjajah spesies ayam, sapi dan sayur-sayuran yang saya makan setiap hari.

Back to topik, kenapa saya bisa bilang begitu, sebab saya menemukan manusia dimana-mana. Kebetulan saya agak suka jalan-jalan walau terbatas karena saya belum mencapai financial freedom (begitu kata Tung Desem Waringin buat orang yang pemasukan pasifnya dah gede dan ga perlu kahawatir masalah keuangan lagi) dan saya menemukan manusia dimana-mana. Doku saya ga banyak mangkanya ga bisa jalan-jalan jauh - kecuali kebetulan ditugasin kantor, beda ma Lara Croft (si Tomb Raider) yang hidupnya hedonis karena dapet warisan ortu dan jalan-jalan terus keliling dunia sambil ngerusak situs-situs purbakala.

Di desa kecil di Mindanao, Filipina juga ada manusianya
Nah loh, abis iya... di desa Buluh Kapur, kampung yang jauh di Lampung - ada manusia dari Jawa yang bertransmigran kesana. Di pedalaman kawasan Halimun - Jawa Barat juga ada kampung yang dihuni manusia walau untuk kesana jalannya jauh. Lalu di dalam hutan di kabupaten Merangin, Jambi yang jauhnya lumayan gawat dari kota kabupatennya, juga ada kampung yang dihuni manusia - yang hidupnya masih berdampingan ma harimau segala. Lalu di Putussibau, Kapuas Hulu - Kalimantan Barat juga ada kota kecil, dan kalau naik speedboat menuju desanya, Jongkong Kiri Hilir juga ada perkampungan.

Jalan-jalan ke Sungai Mekong, juga ada orangnya - orang Vietnam. Ke daerah sawit di semenanjung Malaysia juga ada orangnya.

Ini orang-orang, darimana sih datangnya? Gelo sugan? Katanya manusia homo sapiens kira-kira baru muncul 150.000 tahun lalu. Anggaplah kalo manusia umurnya pukul rata 50 tahun (walau orang jaman dulu matinya lebih cepat) maka saya hitung kira-kira ada 3000 generasi ampe sekarang. Anggaplah lebih pendek umurnya, 25 tahun lalu mati, maka berarti ada 6000 generasi ampe sekarang.

Wuaduh, beranak pinak 6000 turunan, lalu penuhlah isi dunia ini sekarang. Dipikir-pikir cepat sekali ya - dan sepertinya akan tetap bertambah beberapa saat lagi.

Ibu-ibu beli sayur di Kampung Parigi, Halimun - Jawa Barat
Saya sebenarnya agak ngeri melihat perkembangan ini. Sebab manusia butuh makan, dan akan membuka lahan, berburu untuk itu. Jadi rasanya alam akan semakin cepat habis - tidak bisa dicegah.

Manusia mungkin kalau dilihat dari kacamata alien seperti rayap ya? Melahap habis sumberdaya, walau ada moto saat ini: pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan - sesuai kerjaan saya di LSM lingkungan - namun sampai tahap apa bisa berkesinambungan kalau manusia terus bertambah dan bertambah ya?

Sedikit harapan: Belanda angka kelahirannya terus menurun, dan saat ini populasinya menyusut. Cina juga, akibat kebijakan 1 anak (orang Cina di dunia banyak banget - termasuk saya keturunan Cina). Lalu negara Eropa yang maju juga biasanya angka kelahirannya kecil, jadi dunia sepertinya sudah agak sadar untuk mulai menurunkan populasi karena kalau tidak sumber daya tidak akan mampu menopang penghidupan.

Lalu skenario berikutnya apa ya? Mencapai balance, lalu kurva akan menurun dan stabil? Atau kemudian Belanda dipenuhi orang India (asumsi negara yang penduduknya banyak banget en semua masih pengen punya banyak anak) lalu Belanda diambil alih orang India? Atau kemudian Belanda penduduknya (yang smart dan bijaksana karena berpandangan ke depan) akan banyak yang menikah dengan orang India (yang kurang tanggung jawab krn mbrojol terus, oportunis dan smart juga karena terus menerus beranak) dan menghasilkan turunan subspesies baru penguasa yang smart, bijaksana tapi nehi-nehi suka dansa-dansi?

Well, sementara itu biarlah saya menikmati menit-menit saya di kota kecil Putussibau ini, yang ada di tengah-tengah Pulau Kalimantan, 1 hari perjalanan lagi (kalau diteruskan) akan menembus perbatasan Malaysia. Disini, di kamar saya ada TV - sayang channelnya cuma 1 dan dikuasai oleh yang pegang remote dari resepsionis. Sistemnya terpusat - jadi kalau si pak haji pengen nonton wrestling Jepang (ga tau ni channel apa) maka si Bu Lukmi yang di kamar sebelah pun terpaksa nonton banting-bantingan (yang menurut saya sih seru). Yah begitulah... namanya juga manusia. Nikmatin aja sebelum kiamat kena penyakit atau kena meteor dari angkasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar