Teh susu di cawan tanah liat |
Tadinya saya minum teh saja, atau susu saja (kardusan, merk
dancow dong pastinya). Namun karena di Indihe saya mencicip teh susu yang enak
banget so saya jadi ketagihan. Rahasianya adalah mereka menggunakan susu sapi
murni, lalu direbus dengan mencampurkannya dengan teh. Atau kalau di tempat
lain, mungkin membuat air teh kental lalu mencampurkanya dengan susu murni. Agar tepat, perbandingan (air) teh dan susu haruslah bahwa susu lebih (sangat) dominan
dibanding teh. Gulanya suam2 kuku ajah.
Saya mau cerita neh pengalaman saya di India terkait teh
susu. Teh susu bisa diminum dengan mudah di jalan-jalan di Ranchi (saya
berasumsi kota lain juga begitu) dengan harga 10 rupee (1 rupee = 207 rupiah
saat itu) terutama di daerah-daerah yang agak ramai seperti dekat pasar, dekat
stasiun. Ia dibuat pula minuman botolan dan dijual di warung-warung dari yang
berdinding triplek sampai swalayan.
Penjual teh susu di pinggir jalan |
Teh susu biasanya disajikan bersahaja di mangkok kecil yang
dibuat dari tanah liat. Fungsi mangkok ini adalah untuk meredam panasnya teh
susu, jadi bisa dipegang sambil ditiup-tiup. Wangi susu bercampur dengan aroma
teh yang berat, dan membuat kantuk hilang di pagi atau malam hari. Saya biasa
meminumnya sambil melihat para pejalan kaki lalu lalang di dekat stasiun kereta
api Ranchi.
Dekat Stasiun Ranchi, pagi-pagi penjual teh susu sudah dagang |
Masyarakat India ini peminum teh susu ya? Dan kalau begitu
kita harus tahu asalnya susu... yaitu dari sapi (kalau susu sapi...). Nah yang
unik adalah tentang sapi ini.
Di perjalanan dalam bis, saya bertanya ke teman saya
Sailendra. Ia dari Nepal tapi ia rasanya mampu menjawab pertanyaan saya tentang
persapian ini. Sebab ada kesamaan dalam budaya mereka memelihara sapi.
Menurut Sailendra, sapi-sapi ini dipelihara oleh masyarakat
India, tidak boleh dibunuh. Jika mati karena tua atau penyakit maka ia akan
dikuburkan di dalam tanah. Sapi adalah binatang suci bagi penduduk India yang
beragama Hindu. Nandini, atau Andini adalah nama sapi putih yang ditunggangi
Dewa Siwa dalam kepercayaan Hindu. Sapi dianggap memberikan kesejahteraan bagi
manusia lewat susu, tenaga, air seni sampai kotorannya. Menurut kisah di India,
Sri Krisna mengutamakan sapi sebagai binatang yang perlu dihormati.
Kheer yang tawar dan manis juga dibuat dari susu |
Gulab jamun yang super manis juga dibuat berbahan susu |
Sailendra menjawab tidak, sebab dikontrol. Sapi jantan tidak
disatukan dengan sapi betina, dan walau populasi banyak (setiap keluarga yang
mampu bisa punya 1-2 ekor sapi), tapi sapi tidak dibiakkan untuk tujuan bisnis.
Jadi sudah dapet jawabannya ya... sapinya mang banyak, tapi dijagain satu-satu
kaya anjing. Jadi bukan ditaro berkelompok dan sengaja dikembang biakkin buat
diambil dagingnya. Seperempat populasi di dunia katanya ada di India (http://www.sapibagus.com/2016/04/01/6-negara-memiliki-populasi-sapi-terbanyak-di-dunia) yaitu sebanyak 330 juta ekor.
Sailendra dan Kalpana, dari Nepal |
Balik lagi ke soal sapi penghasil susu ini, doi ini keren –
berjalan-jalan selayaknya bemo di jalan2 utama, tahu berhenti saat mobil di
depannya berhenti. Agak minggir kalo motor mau nyusul, bisa nyelap-nyelip lewat
celah-celah kalo mau nyusul, lalu dia berhenti di tumpukan sampah nye-nack sisa
sayur, nasi. Ibaratnya sapi di India ini saya anggap setara bemo lah
keberadaannya.
Sapi yang hidup di India ini mungkin hidupnya lebih enak ya dibanding sapi yang hidup di negara lain, yang hidup di Pakistan, Indonesia,
Amerika yang memang dibiakkan untuk dimakan.
Sapi itu setara dengan bemo untuk soal nyelap-nyelip di jalannya |
Pikir-pikir nasih manusia juga sama ya kaya cerita si sapi ini lho: manusia ga bisa milih dilahirkan dimana. Kalo lahir di Swedia, terjaminlah dia seumur hidup, tapi kalo lahir di negara Afrika yang lagi perang, apeslah nasib dia.
Yuk seruput teh susunya dulu...
Monggo lain kali dicobian teh susu buatan sayah |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar