Ketika kemarin, bulan Desember 2015 kami berjalan-jalan ke
Yogyakarta dengan mode backpacking dan masing-masing ditanya lokasi mana yang
paling menarik buat kami, jawaban saya agak berbeda dengan teman-teman saya.
Sebagian menjawab keraton dan Borobudur, Malioboro dan lain-lain sedangkan
pilihan saya merupakan pilihan kategori lokasi yang mereka anggap tidak
menarik.
Saya menyukai perjalanan dan berada di lokasi Taman
Sari. Taman Sari ini adalah sebuah
kompleks yang terhubung satu lokasi ke lokasi lainnya dengan bercampur antara
memasuki gang-gang dimana penduduk tinggal, reruntuhan bangunan serta taman
yang terawat dengan baik (sebagian).
Keseluruhan taman dan bangunan ini cukup besar, namun
sulit memperkirakan luasannya karena juga bercampur dengan areal perumahan-perumahan
penduduk (mungkin kediaman abdi dalem yang diberikan ijin tinggal oleh
kesultanan di sekitar lokasi).
Reruntuhan bangunan |
Yang kami masuki pertama adalah bekas bangunan yang sudah
rubuh, reruntuhan. Gedung setinggi kira-kira 20-30 meteran itu dengan atap yang
sudah runtuh tampak seperti bekas bagian bangunan penting yang sudah abandoned.
Ada 2 tingkatan pada gedung itu, dan bangunan ini kalau menurut saya keren ya
buat pemotretan... sebab seperti dimana gitu..? Beberapa tembok berserakan di
atas tanah berpasir. Namun untungnya, tempat ini cukup bersih – tidak terlalu
nampak jorok. Ada beberapa orang disana yang sepertinya menjaga (pemandu legal
atau ilegal), dan sibuk berteriak-teriak, terutama kepada anak-anak muda yang
naik di lantai 2 karena duduk-duduk di pinggiran bangunan yang berbahaya. Pemandu ini walau berjasa menjaga kelestarian bangunan namun juga agak mengganggu ya sebab mereka sering mengajak bicara wisatawan tanpa memperkenalkan diri secara resmi. Terus terang banyak wisatawan menjauh karena khawatir disuruh bayar jasa panduan, atau simply karena merasa terganggu didekati orang tak dikenal.
Setelah berkeliling di lokasi pertama lalu saya bertanya dalam hati... bagian lain yang kayanya
indah yang ada di internet dimana ya? Kok masuk lokasi Taman Sari dapetnya yang
beginian aja ya... walau terus terang saya juga memperkirakan kalau picture
indah di internet kalau dibandingkan dengan yang aslinya pasti beda... wong
yang motret milih angle dan mainkan warna toh?
Terowongan menuju bangunan utama |
Lalu kami berjalan lagi, masuk sela-sela rumah penduduk lagi
dan akhirnya sampai ke bagian utama Taman Sari yang dimuat di internet. Nah
disini kita harus beli tiket. Cukup murah, kalau ga salah cuma 2 ribuan aja
deh.
Bagian ini adalah bagian yang ada kolam renangnya, pemandian
para selir raja waktu jaman dahulu. Tamannya tertata dengan baik dan ada
pemandu wisata apabila diperlukan. Kalau tidak punya uang tapi ingin dengar
sejarah tempat ini, mungkin kamu bisa mendekati rombongan yang sedang di guide.
Jangan terlalu dekat biar tidak mengganggu rombongan utama ya?
Kolam renang putri-putri raja / selir |
Cukup mengganggu sih banyak rumah di dalam kompleks, tapi
ini menjadikannya unik juga.
Lalu kolam renang di dalam Taman Sari boleh direnangi ga?
Jangan mimpi ya... air jernih ini cukup dipotret saja, lainnya tidak. Dipasangi
tali juga agar begundal-begundal nakal tidak mencoba masuk kolam ini.
Kalau kamu penggemar sejarah, budaya, sesuatu yang unik,
Taman Sari boleh dikunjungi. Saya malah menyukainya. Kalau kamu berharap obyek
wisata yang rapi penataannya, fasilitas tersedia, dicat bagus, hijau berbunga seperti yang
kamu harapkan di internet, jangan kesini ya.
Komplek Taman Sari bersatu dengan pemukiman |
Kekeuh harus curigaan kalo jalan2 (Yogya Part 1)