Notabene sudah beberapa kamera pocket yg saya pakai: Panasonic DMC LS5 (sampai 2014an), Fujifilm A220 A230 (sampai 2011an) dan merek-merek lain seperti Orite, Spectra dll. Biasanya saya baru ganti kamera kalau rusak atau hilang. Yang paling tragis adalah Fujifilm saya yang jatuh ke Sungai Kapuas saat saya renang dan naik ke rakit (rakitya bergoyang dan si pocket langsung plung).
Butir air, dengan lensa makro tambahan |
- Makro tidak maksimal. Kamera saya bisa mendekati sampai 5 cm. Ada juga yang bisa sampai 1 cm, tapi masa iya mo motret serangga dari jarak 1 cm?
- Sulitnya fokus pada benda kecil dan jadi ga peka warna (sensor kamera bingung kayanya sebab maybe tidak didesain untuk khusus makro ya)
Nah guys... ini tips untuk memotret makro dengan kamera saku. Saran saya adalah:
MEMBERIKAN LENSA TAMBAHAN untuk motret makro. Ya sesimple itu memang. Intinya memang cuma perlu nempelin lensa di depan lensa kamera kita.
Mendapatkan lensa bisa dari:
-Lensa kacamata plus. Kalo beli di emperan dapet Rp 10.000-15.000 untuk maksimal plus 4 (saya baru nanya dengan pedagang emperan di Glodok). Kalo mau lebih afdol silahkan ke toko kacamata besar dan minta digosokin lensanya (pilih sendiri).
- Kaca pembesar (lup). Kemarin saya nanya yg pembesaran 6x, lensanya lumayan gede buat kamera sih harganya cuma Rp 7500. Cuma ga disaranin karena masalah hasil.
- Ngebongkar kaca pembesar buat cek batu akik. Waktu awal saya nanya ma pedagang Glodok, dikasih 75 ribu yang buatan Cina tea. Pas saya cek tokopedia harganya 20 rebuan aja. Anjrit. Cuma sayang rasanya kalo dibongkar ya, dan saya ga tau apa memang cocok buat lensa makro kamera karena kalo liat perbesarannya gede banget ya (45x dan 60x)... --> saya akan kasih review kalo udah saya beli barangnya.
- Kamera jadul yang udah rusak, bongkar dan ambil lensanya (ini yang saya kerjain).
Di bawah ini saya cerita yang saya kerjain aja yaaaa... :)
Canon jadul |
Panasonic digital |
Ini gambar kamera yang saya bongkar (2 kamera pocket, dari Panasonic DMC LS5 (digital) dan dari kamera jadul yang pake rol film merk Canon Prima BF 800).
Lensa dari Canon jadul |
Lensa dari Panasonic digital |
Lalu setelah itu saya coba-coba dan mikir-mikir. Setelah memikirkan akan membuat selongsong dan lain-lain seperti yang disarankan oleh para blogger, saya memutuskan tidak memakai selongsong untuk menaruh lensa tersebut, melainkan hanya memakai selotip kertas / lakban / masking tape secuil untuk melekatkan lensa makro (dari kamera jadul, ukurannya cukup besar) tersebut tepat di depan lensa kamera. Untuk lensa makro yang ukurannya kecil, sepertinya memang perlu dibuat selongsong, atau jangan potong tepian plastik piguranya agar masih bisa ditempel dengan selotip kertas.
Selotip kertas / lakban / masking tape |
- Lensa makro tersebut hanya menjadi jelas jika menempel sangat dekat dengan lensa utama kamera
- Lensa yang didapat bermacam-macam. Dari kamera jadul saya mendapat lensa makro dari viewfinder yang cukup baik sehingga bisa memotret dari jarak agak jauh (sekitar 5-10 cm) dimana itu cukup untuk memotret serangga agar tidak kabur.
- Lensa yang pembesarannya lebih baik juga didapat dari 2 kamera yang dibongkar. Masalahnya adalah jarak obyek dengan lensa makro harus sangat dekat (kurang dari 5 cm). Maybe tepat untuk motret yang ga bergerak.
Ini adalah hasilnya, diambil dengan kamera Sony WX50, lensa makro tempel dan selotip kertas
Dengan lensa makro viewfinder Canon bisa motret agak jauh tapi pembesaran ga maksimal |
Walang, dengan lensa makro tempelan dari viewfinder Canon |
Anak belalang sembah, dengan lensa makro tempelan Panasonic digital. Fokus tajam kecil pembesaran bisa maksimal |
Pembesaran minimal memakai lensa tempel dari oprekan kamera digital Panasonic |
Pembesaran maksimal dengan lensa dari kamera digital Panasonic. Blur karena ga pake tripod |
Pembesaran makro maksimal (tidak blur) tanpa tambahan lensa apapun |