Nah anjing manis ini saya temukan di rumah dokter hewan Magda, di Cibalok Bogor. Benernya agak rancu bahwa saya menemukan dia, karena bisa jadi dia yang menemukan saya. Soalnya doi menjilat tangan saya di lokasi. Saya mengejawantahkannya sebagai tanda bahwa dia memilih saya. Tapi anyway maybe itu adalah jodoh ya, saya memilih dia dan dia memilih saya. Jadi kurang penting mana yang duluan, tapi yang terjadi adalah bahwa kami bertemu.
Bagi Browny, hidup di penampungan anjing-anjing terlantar sungguh menyebalkan. Buktinya adalah kalau beliau jarang sekali mengibas-ngibaskan ekornya, cenderung soliter dan cuek di lahan 3x3 yang mungkin dihuni sekitar 15 an ekor anjing. Mungkin di situ ada juga bos-bos dan geng anjing yang suka mengintimidasi anjing-anjing yang lemah seperti hukum alam di dunia ini. Jangankan hewan, wong tumbuhan aja bersaing saling mendapatkan nutrisi tanah dan sinar matahari. Pernah ga liat kalo rumput mati jikalau ada pohon besar yang tumbuh di atasnya? Nah saya pikir dunia anjing di tempat adopsian juga begitu.
Kenapa saya bilang Browny beruntung? Karena di tempat adopsian tidak semua anjing kemudian menemukan pemilik baru. Ada yang sudah tua dan badannya kendor sehingga pencari anjing kemudian melakukan skip saat melihat si anjing. Ada anjing yang galak karena trauma pernah dipukul pakai tongkat oleh si empunya sehingga menggila dan beringas saat melihat orang membawa tongkat. Ada anjing yang terlalu pendiam, ada yang terlalu pendek dan kurus.
Browny en Bindy |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar