Kamis, 28 Juli 2011

Kawat Tipis

Kalo kata saya, hidup itu ibarat kawat tipis...

Pernah ga kamu ngebengkokin kawat tipis, dengan memuntirnya, atau menekuknya - dan lihat hasil bengkokannya? Jadi tidak lurus, berbentuk agak patah-patah, dan walau coba diluruskan lagi kawatnya tetap saja sudah tidak berbentuk lurus sempurna, selalu saja ada bekas lekukan-lekukan, ga kaya kalau kita beli di toko buku.

Di kehidupan selalu ada persimpangan-persimpangan penting dimana kita harus memilih, A, B, atau C... dan lain-lain. Misal saja, memutuskan menikah dengan siapa, mengambil universitas apa, memilih marah atau diam saat berkonflik dengan teman, berhenti bekerja atau tetap stay dengan kondisi yang buruk di kantor. Itulah bengkokan-bengkokan, simpangan-simpangan dalam hidup kita.

Hidup memang seperti kawat. Jalan kita tidak lurus, dan memilih alternatif itu seperti membengkokkan kawat. Kadang kita tidak puas (atau puas) melihat kemana arah kita menuju, tapi yang jelas tidak ada hidup yang lurus karena selalu ada belokan dimana-mana - dibuat oleh kita sendiri dengan "hak bebas" kita untuk memilih, atau karena keadaan memaksa kita - dimana "hak bebas" kita tidak terlalu penting lagi.

Meluruskan dengan paksa sebuah kawat yang berbengkok-bengkok bisa mengakibatkan kawat tersebut patah. Mungkin yang bisa kita lakukan hanyalah membentuknya menjadi bunga-bungaan, menjadi bentuk-bentuk lain yang menarik, kincir angin, mobil, ikan...

Yah begitulah... lebih baik menjadi ikan daripada berusaha jadi lurus tapi ga karuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar