Bandara Internasional Siem Reap merupakan bandara yang tidak terlalu besar. Begitu keluar pesawat saya langsung disambut panasnya hawa Siem Reap, angin kering bertiup dan cepat-cepat saya melindungi kepala dan badan saya dengan scarf kain besar. Masuk bandara, angin dingin menyambut lagi... lumayan pikir saya.

Setelah mengantri mengular, saya sampai di meja visa. Dia cek paspor saya cepat, minta duit (30 USD per orang buat visa turis dan 35 USD untuk visa biasa). Sambil omong Inggris gumam-gumam, dia akhirnya cepat kembaliin paspor dan uang saya. Ga jadi. Sebab saya orang Indonesia dan visa on arrival gak diperlukan. Agak ribet saya masukin lagi pasfoto, fotokopi paspor dll yang tercecer sebab dia membuka sampul paspor saya yang isinya macem-macem. Sebel... Kalo diliat, suasananya kaya di kantor pajak, meja panjang dengan orang-orang PNS berderet menurut meja dan fungsinya. Agak ga teratur sih ya menurut saya. Saya beri nilai 5 untuk efektifitas waktu di sini, serta 5 untuk pelayanan
Keluar, masuk toilet WC... eh pas dah mau keluar bandara sadar HP ketinggalan di WC. Waduh saya lari lagi ke WC untung aja di WC yang sepi dan bersih itu HP saya masih ada. Memang ga banyak sih keliatannya WC ini dipakai. Mungkin karena orang tersumbat di ruangan sebelumnya ya dimana pemeriksaan imigrasi lamaaaaa banget, sehingga WC di lokasi dalamlah yang menanggung urine para penumpang pesawat.

Yang unik di Siem Reap, pas saya masuk toko (mulai survei nih beli makanan buat dibawa pulang) dengan kecewa sekaligus takjub saya menemukan indomie goreng, permen milkita, kopiko, jagon neon, chupa cups buatan negeri sendiri di sini. Wah saya pikir hebat juga barang2 Indonesia bisa masuk sampai Kamboja sini. Cuma jadi ilfil mo beli oleh2 permennya, padahal permen adalah benda paling aman buat dibawa pulang untuk khalayak ramai.
Berjalan-jalan di sekitar hotel pada hari pertama, di siang hari kurang nyaman menurut saya karena hawanya yang panas. Mungkin karena waktu itu adalah di bulan Maret, biasanya musim terpanas ya kalau di daerah sekitar Thailand, Myanmar, Kamboja, Vietnam dan Laos. Sinar matahari bersinar terik dan membuat mata silau. Namun saya akan cerita lagi ya lain kali... kalau kemegahan candi-candi di Siem Reap ini, dan night marketnya asyik banget dan mampu mengalahkan penat dan keringat akibat panas di sini.
Baca selanjutnya:
Siem Reap 2: Bergandengan Tangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar